Sabtu, 26 Maret 2011

TAFAKUR Di Balik Kesusahan...

Seorang ibu mengeluhkan anaknya yang belum juga bisa berjalan dan berbicara di usia 3 tahun.Ia merasa takdir tidak adil. Apa sih dosa saya? Saya merasa tidak pernah berlaku jahat pada orang lain. Saya selalu sholat, berdo a dan bersedekah, katanya putus asa. Firta, 35, sering sakit kepala. Ia kadang merasa terbuang di tengah keramaian acara keluarga atau pertemuan kerabat. Mengapa saya yang harus menjadi perawan tua? Saya rajin sholat, cantik, cerdas, berpenghasilan. Perih rasanya melihat adik-adik saya bercengkrama dengan keluarganya, sementara saya masih saja sendiri. 
Manusia memang suka mengeluh. Ibu Intan mengeluhkan anaknya yang belum bisaberjalan, sementara Ibu Fatimah justru mengeluh karena anaknya kelewat aktif dan susah disuruh diam. Dan tahukah anda bahwa Jamilah, teman saya yang menikah muda dan dikarunia anak banyak kerap mengeluh tidak punya waktu buat diri sendiri? Boro-boro sempat jalan-jalan ke mall cuci mata, mau sholat aja dikerubutin anak-anak& Itulah manusia. Kata Allah, manusia itu tempatnya keluh kesah dan kikir. Kala mendapat kesulitan ia akan mengeluh panjang lebar dan kala mendapat anugerah ia bersifat kikir. Apakah keluh kesah akan menyelesaikan masalah? Tentu saja tidak. Alih-alih menyelesaikan, malah membuat energi batin kita habis tersedot.
Bagaimana caranya agar kita bisa lapang dada kala mendapat kesusahan? · Pertama, hadapi setiap kesulitan dengan tenang. Kata orang, ketenangan adalah separuh penyelesaian. Mampu bersikap tenang berarti kita telah setengah jalan. · Kedua, yakinkan diri bahwa kita sanggup menyelesaikan persoalan tersebut. Jangan sungkan meminta bantuan orang lain. Ingat kita hidup bermasyarakat untuk saling menolong. · Ketiga, bila persoalan itu sangat berat mengapa tidak oper bola saja kepada Allah? 
Ia yang menurunkan persoalan, Ia jualah yang memegang kuncinya. Curhat kepada orang lain memang membuat hati lega tapi rawan bocor yang malah bisa nambah persoalan. 
Curhat pada Allah dijamin engga bakalan ada yang bocorin & · Keempat, bersabarlah sesungguhnya di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Seperti firman Allah inna ma al usri yusro. Sayangnya, kita lebih cepat melihat dan merasakan bahaya dan beratnya masalah ketimbang memandang persoalan dengan hati jernih. 
Kalau kita mau berpikir sejenak saja, Insya Allah kita akan sanggup melihat hikmah di balik semuanya. Di dunia ini kita cuma singgah. Kita disuruh mengais bekal untuk perjalanan yang lebih panjang. Mengapa hidup yang singkat ini melulu diisi dengan keluh kesah? Tersenyumlah dan raih yusro di setiap usroh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar