Kamis, 17 Maret 2011

BEKAL BERUMAH TANGGA 2

Bekal Utama Berumah Tangga 
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar 

"Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah." (Q.S.Shaad [38]:26) 
Saudaraku yang budiman, ciri khas yang tampak dari keluarga yang tidak memiliki ilmu dalam berumah tangga adalah para penghuninya selalu sangat mengandalkan emosi di dalam mengatasi setiap masalah yang muncul. 
Betapa tidak ! Karena, mereka tidak pernah tahu bagaimana cara menghadapi masalah yang selalu muncul seiring bertambahnya jumlah anggota keluarga. 
Seorang ayah yang kurang ilmu akan sangat mengandalkan kekerasan dalam mengatasi setiap persoalan yang muncul. Ini dikarenakan semakin hari tuntutan kebutuhan hidup terus meningkat , sehingga potensial akan bertumpuk dalam pikiran , berjalin berkelindan dengan beban stressing mental karena rutinitas kesibukan kantor. 
Manakala iman tengah menipis, kendati batin pun akan mengendur. Ini mengakibatkan tindakan mencari nafkah untuk mengatasi pertambahan kebutuhan tersebut menjadi kurang terkontrol. Tak ayal, pertimbangan halal haram dan hak bathil pun jadi tertepiskan. 
Keberkahan atas rezeki yang diperoleh pun praktis terkikis. Ketika rezeki itu telah dinikmati oleh istri dan anak-anak di rumah, maka tidak bisa tidak , ia bukannya membuahkan ketenangan batin, melainkan kegundahgelisahan, yang ujung-ujungnya malah bisa menaikkan kadar emosionalitas sang ayah. 
Sementara itu, anak-anak semakin hari semakin beranjak besar. Ketika masih bayi mereka butuh perhatian khusus. Keterbatasan ilmu orang tua, tidak bisa tidak, akan mengakibatkan bayi menjadi teraniaya, baik ketika itu maupun setelah mereka besar kelak. Tidakkah kalau mereka menjadi penyakitan karena orang tua tidak mengetahui cara memperhatikan aspek kesehatan mereka, akan membuat mereka menjadi sengsara dan menderita hidup di dunia? Tidakkah kalau mereka kelak menjadi rendah kadar intelektualitasnya, akan membuatnya tidak memiliki prestasi hidup, sehingga menjadi manusia yang gagal dan tersisihkan? Bukankah kalau kelak mereka menjadi anak-anak nakal, tersesat dari jalan yang benar akan membuat mereka menderita dunia akhirat ? Masih banyak lagi akibat buruk lainnya yang akan menimpa anak-anak karena kita para orang tua tidak memiliki bekal ilmu. 
Belum lagi kalau pihak orang tua terlalu mengandalkan emosi dan kekerasan , sehingga praktis segala pendekatan yang kita gunakan hampir bisa dipastikan selalu membuahkan kegagalan dalam memecahkan masalah. 
Menghadapi anak-anak yang nakal dan enggan menuruti nasihat orang tua, misalnya. Walhasil, sekiranya ada diantara suami-istri yang jarang mendatangi majelis-majelis ilmu, enggan menyisihkan waktu untuk membuka bahan bacaan ataupun berdialog dengan orang yang lebih tahu, hampir dapat dipastikan rumah tangganya akan tidak seimbang, akan selalu dekat dengan kesusahan dan penderitaan batin, tidak arif dalam menyelesaikan aneka masalah, dan bukan mustahil akan berujung pada kegagalan yang sangat menyakitkan dan merugikan. Oleh karena itu, tampaknya kita harus mempersiapkan bekal ilmu ini justru semenjak kita berkeinginan untuk menikah. 
Atau, kalaupun kita sudah lama berumah tangga , belum terlambat untuk menyadaribahwa ilmu adalah bekal utama yang harus segera digapai. Jangan merasa sayang untuk menyisihkan sebagian dari waktu maupun penghasilan nafkah kita untuk menambah ilmu. Apakah itu untuk membeli buku dan bahan bacaan lainnya yang dibutuhkan, untuk mendatangi majelis-majelis ta'lim yang di dalamnya justru tidak hanya bertaburkan ilmu, tetapi juga rahmat dan pertolongan Allah, mengikuti training, kursus, dan sejenisnya. Wallahu'alam bish showab (am) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar